Selasa, 07 Februari 2017

CATATAN SURABAYA (BAGIAN 2), MENGUAK TABIR UJIAN NASIONAL

Artikel Terkait

*CATATAN SURABAYA (BAGIAN 2), MENGUAK TABIR UJIAN NASIONAL*

Dapodik berbeda dengan pendataan yang lalu. Di dalam dapodik, penginputan data sampai individual.
Sejarah dapodik dimulai pada tahun 2011 yang dirancang untuk Dikdas (Pendidikan Dasar). Proses dapodik Dikdas berjalan Efektif tahun 2012. Tahun 2013 dirancang juga dapodik untuk dikmen dan efektif berjalan tahun 2014. Lalu disusul PAUD dan terakhir dapodik untuk DIKMAS atau yang kita kenal dengan Dapodikmas.

Di dapodik, data yang diinput bersifat individual, tenaga pendidik, peserta didik, sarana dan pra sarana yang sejatinya bisa berkaitan satu sama lainnya.

Dalam satu kasus, ada lembaga yang hanya menginput sarana dan prasarana tidak standar. Penginputan yang tidak optimal akan mempengaruhi komponen lain. Berdasarkan pengalaman penulis, kejadian di atas tidak memunculkan tingkatan dalam pendidikan kesetaraan.

Target  dari dapodikmas adalah setiap peserta didik bisa ditelusuri dari pertama masuk satuan pendidikan sampai lulus dari satuan pendidikan tersebut.

Data individu yang diminta oleh dapodikmas sangat rinci. Terdapat Isian seperti tinggi badan dan berat badan, tapi ini hanya merupakan opsi saja. Isian yang penting dalam dapodikmas adalah seperti nama peserta didik, tempat tanggal lahir, alamat, agama, dan orang tua. Pengisian orang tua terutama data ibu kandung sangat erat kaitannya dengan NISN.

Citra atau foto, supaya bisa  dilihat oleh pusat tanpa perlu datang ke PKBM. Masyarakat juga bisa melihat dan mengidentifikasi PKBM mana saja yang terdekat dengan rumah. Foto atau citra adalah hasil foto oleh pengelola sendiri.

Spasial dan citra tidak secara langsung ada di dapodikmas, tetapi masuk ke dalam verifikasi dan validasi data.

Dapodik ini tertera dalam Permendikbud nomor 79 tahun  2015 tentang data pokok pendidikan. PDSPK sebagai koordinator. Dapodik dibuat secara online supaya tidak terlalu banyak sinkronisasi.

Sebelum ada dapodik, pendataan sangat banyak, konon di tiap satuan pendidikan bisa melakukan input sampai 10 kali! Ada sepuluh stakeholder yang meminta data. Hasilnya adalah data tidak seragam.
Dengan adanya dapodik maka data menjadi sama dan terintegrasi dengan kata lain satu data. Sedangkan target dari dapodik adalah semua di bawah naungan Kemdikbud bisa menggunakan dapodik untuk membuat kebijakan atau keperluan lainnya.

Berikut adalah alur dari dapodik secara umum. Pertama kali satuan pendidikan menginput data yang disimpan sekretariat dapodikmas lalu  pdspk menggabung semua data (PAUD, KURSUS, KESETARAAN) yang sebelumnya ada verifikasi dan validasi data dari segi nama, tempat tanggal lahir dan lain lain. Selanjutnya mulai menerbitkan NISN setelah digabung. NUPTK untuk DIKMAS belum, sekarang masih fokus di NISN.
Proses penggabungan dari sekretariat dapodikmas dilakukan tiap hari, tidak real time. Dan dikembalikan ke DIKMAS.

Sharing data Dapodik bisa digunakan untuk
1. Keperluan Direktorat GTK.
2. Dana bantuan melalui dapodik
3. Keperluan ujian nasional

Penulis sangat mengapresiasi kerja keras tim PDSPK dan dapodikmas. Semoga ke depannya ada perbaikan ke depannya terkait sosialisasi dan petunjuk teknis dapodikmas.

Lilik Subaryanto

Wallahu a'lam bish-shawabi

Tidak ada komentar: